BANDUNG, GJ.com – Lina Muliani, S.Pd., guru honorer SMA Negeri 20 Kota Bandung berhasil menyabet dua gelar juara dalam ajang “Pasanggiri Pupuh Virtual 2020” yang diselenggarakan Yayasan Jamparing Nanjung Sinangling bekerjasama dengan DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI).

Keberhasilan ini merupakan sebuah pencapaian prestasi yang sangat luar biasa bagi guru yang sehari-harinya mengajar mata pelajaran Seni Musik dan Bahasa Sunda ini. Pasalnya, ia berhasil membawa pulang dua trophy, yakni juara 1 dan juara favorit berdasarkan views dan like terbanyak.

Penampilannya dalam menyanyikan pupuh “Mijil” sebagai lagu wajib dan pupuh “Dangdanggula” lagu pilihan dalam Pasanggiri Pupuh Virtual 2020 dalam video yang diupload channel yuotube GORAJUARA TV pada grand final sukses mengundang perhatian para dewan juri, yang terdiri dari Ida Rosida (Yayasan Cangkurileung), Neneng Dinar (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, dan Suwardi Kusmawardi (UPI), sehingga ia dinyatakan sebagai juara 1 putri.

Meski demikian, aku Lina, dirinya sempat pesimis karena pasanggiri pupuh yang dilaksanaan secara virtual banyak menyita tenaga dan pikirannya, karena terlalu lama dalam pelaksanaannya. “Tetapi alhamdulillah sekarang sudah plong, beres dan bisa menjadi juara,” tuturnya usai menerima trophy, Senin (28/12/2020).

Menurut Lina, mungkin ada beberapa hal yang perlu disampaikan terkait pasanggiri pupuh ini, pertama untuk ke depannya sekecil apapun pasanggiri tetap harus diadakan technical metting agar tidak terjadi miskomunikasi antara peserta dengan peraturan yang dibuat oleh panitia.

“Kedua, semuanya harus lebih jelas lagi mengenai ketentuan yang ada dalam juklak dan juknis yang disampaikan kepada para peserta agar ke depannya peserta tidak ada lagi yang protes dan lain sebagainya,” tandas Lina.

Tetapi secara keseluruhan pasanggiri pupuh ini, jelas Lina, sudah bagus dan terimakasih kepada Yayasan Jamparing Nanjung Sinangling, dalam hal ini Bapak Asep Tapip Yani sebagai ketua yayasan, dan kepada pihak panitia penyelenggara yang sudah meluangkan waktunya untuk menggelar acara ini, meski dalam kondisi pandemi Covid-19. “Ini sangat luar biasa, terutama pihak panitia yang tidak mengenal lelah. Jazzakallahu Khairan untuk Bapak/Ibu panitia,” ujarnya.

Diakui Lina, dirinya sangat bersyukur karena apa yang diraihnya diluar dugaannya. “Terimakasih kepada suami dan anak yang selalu direpotkan dan ditinggalkan karena harus mengedit video dan menyiapkan semuanya sendiri.

“Terimakasih juga kepada Bapak Kepala SMAN 20, Dedi Mulyawan telah mendukung dan Ibu Wakasek Humas, Euis Sofiah yang telah memperjuangkan saya untuk mengikuti lomba, serta rekan-rekan guru yang sudah membantu dalam mengerjakan video clip,” ujarnya.

Adanya pasanggiri pupuh ini, kata Lina, sangat luar biasa sekali karena lewat ajang ini bisa menggali potensi para guru. “Mudah-mudahan ke depannya tidak hanya pupuh saja yang diselenggarakan, tetapi ada kawih-kawih lain yang dilombakan, seperti kawih Mang Koko, Nano S dan Atang Warsita yang berkaitan dengan seni Sunda, khususnya anggana sekar.**

Editor: Rusyandi