Remaja pada rentang usia SMA tentu sangat akrab dengan kata “stres”. Di tengah mulai banyaknya permasalahan yang dihadapi baik masalah pribadi, pertemanan, keluarga, percintaan hingga masalah belajar, seringkali remaja berkeluh kesah dan merasa dirinya terjebak dalam kondisi stres. Stres merupakan kondisi yang sangat umum terjadi, dimana setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi yang membuat ia stres. Dalam kondisi normal, stres bisa jadi memberikan kita dampak positif seperti membantu kita untuk lebih cepat dalam mengerjakan tugas karena deadline yang sudah di depan mata. Namun, di sisi lain stres dapat memberikan dampak negatif ketika sering terjadi, berkepanjangan dan dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan.
Selain secara psikologis, stres juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap fisik kita seperti sakit kepala, insomnia, melemahkan sistem imun, haid tidak teratur (bagi wanita), dll. Stres yang dibiarkan berlarut-larut juga dapat merusak fungsi otak manusia. Mengutip dari P2TM Kemenkes RI, terdapat sekelompok peneliti dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, meneliti lebih jauh dampak stres terhadap otak. Dalam studinya, mereka melibatkan 2.000 orang usia setengah baya, yang mengikuti studi selama delapan tahun. Mereka yang ikut percobaan juga mengikuti ujian psikologis, ujian ingatan dan ujian kemampuan berpikir sebelum studi dilaksanakan. Peneliti juga mengambil contoh darah untuk mengukur kadar hormon kortisol di dalam darah mereka. Kortisol adalah hormon yang kerap diasosiasikan dengan stres. Hasil penelitian mereka menunjukkan, orang yang memiliki kadar kortisol tinggi dalam darah, hasil ujian ingatannya tidak sebaik orang-orang yang kadar kortisolnya digolongkan normal.Di samping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan ingatan mereka yang rendah, tampaknya sudah ada, bahkan sebelum simtom menurunnya ingatan muncul. “Penelitian kami mendeteksi berkurangnya ingatan dan menyusutnya volume otak pada orang setengah baya sebelum simtomnya muncul,” demikian dijelaskan Dr. Justin B. Echouffo-Tcheugui, yang menulis studi tersebut.
Maka dari itu, sangat penting untuk dapat mereduksi stres yang kita alami agar tidak berlarut-larut. Simak beberapa tips yang dapat dilakukan ketika kita mengalami stres di bawah ini:
- Lakukan Aktivitas Fisik yang Menyenangkan
Melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti memasak, berkebun, ]melukis, atau mendengarkan musik dapat membuat tubuh menghasilkan hormon bahagia, yaitu dopamin. Dengan begitu, tubuh dan pikiran kita bisa menjadi lebih rileks.
2. Olahraga Teratur
Selain membuat tubuh lebih sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Dengan berolahraga, otot tubuh akan lebih rileks dan pikiran kita pun akan teralihkan sehingga bisa memperbaiki mood. Tidak harus olahraga yang berat, olahraga sederhana seperti joging, bersepeda, yoga juga akan sangat baik untuk tubuh apabila dilakukan secara teratur.
3. Berbagi cerita
Memendam permasalahan sendirian tentu akan menjadi beban berat untuk kita. Coba untuk mengurangi beban tersebut dengan bercerita melalui media atau kepada orang lain yang dapat dipercaya.
Namun, jika kita merasa stres yang kita alami sudah berada pada tingkat yang tinggi apalagi mengarah ke depresi, segeralah berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog agar permasalahan yang dialami dapat teratasi dengan tepat.
Be the first to comment